10 Kota Penghasil wanita cantik di INDONESIA

Kalau kita ngomongin cewek cantik, mungkin tidak akan ada habisnya, hampir disemua kota di negeri kita pasti ada yg cantik-cantik, ini saya ambil dari salah satu polling yg dilakukan di salah satu situs indonesia, Kota kota dengan populasi cewek cantik.

1. Bandung

Ini dia, kota yang menurut sebagian besar pemilih mempunyai populasi cewek yang cantik2. Perpaduan kulit mulus, body bagus, wajah yang rata2 "baby face", senyum menawan, murah senyum dan tutur kata yang halus.

2. Jakarta

Ga ada habisnya kita liat cewek cantik kalo kesini, apalagi kalo kita jalan ke mall, siap2 cuci mata. Wanita2 yang pintar, cerdas, dan fashionable.

3. Aceh

Kebanyakan wanita Aceh berwajah pepaduan Melayu dan Timur Tengah, menghasilkan kulit kuning langsat dan hidung mancung, bahkan di Aceh ada banyak keturunan Portugis dan Spanyol, bermata biru, biasa disebut Si Mata Biru Dari Aceh (Keturunan dari tentara Islam Kerajaan Islam Cordoba di Eropa yang mengungsi karena Runtuhnya Kekhalifahan Islam)

4. Semarang

Kebanyakan cewek cantik di kota ini keturunan Chinese, perpaduan oksotik wanita Jawa dan kecantikan Asia Timur

5. Solo

Bukan rahasia umum, wanita solo terkenal dengan senyumnya yang manis, tutur bahasa yang halus.

6. Malang(jawa timur)

Wanita Jawa berkulit putih, pintar bergaul, dan senyuman yang manis.

7. Denpasar

Perpaduan kecantikan khas Indonesia dan kecerdasan, wanita Bali bukan wanita yg mudah untuk ditakhlukan hatinya.

8. Yogyakarta

Perpaduan kecantikan jawa dan keramahan serta kehalusan menjadi ciri wanita yogyakarta.

9. Banjarmasin kalimantan selatan (ehm..!kota kelahiran gw neh..)

Suku Banjar, biasanya disertai dengan tubuh aduhai, berkulit putih, wajah baby face dan keramahan khas Melayu.

10. Padang

Ini dia, kota dengan pupulasi cewek melayu yang cantik, dan hidung yg mancung.

Dan masih banyak lagi kota penghasil cewek-cewek cantik Manado, Riau, Belitung, Kalteng dan Kaltim, Surabaya, Makassar, Medan dll.
Continue Reading...

Jangan Berhenti Mencari Cinta-Nya


Cinta, selalu saja indah untuk dibicarakan. Banyak orang berlomba-lomba untuk mencari cinta. Tapi adakah yang ingat untuk berlomba-lomba mencari dan menemukan cinta-Nya?

Manusia sering lupa terhadap cinta-Nya. Mirip dengan hadirnya sinar matahari di negeri tropis yang sudah merupakan kebiasaan sehingga manusia merasa biasa dan lupa terhadapnya. Itu karena cinta-Nya meliputi segala sesuatu, sehingga akhirnya banyak orang seolah-olah tak membutuhkannya lagi. Padahal itu semua hanya sebagian kecil dari Mahapengasihnya Dia pada manusia dan semua makhluk di jagad raya. Sedangkan cinta dan Maha penyayang-Nya, itu tidak diberikan obral pada semua orang. Butuh usaha ekstra bila ingin meraih cinta-Nya.

Cinta Allah adalah segalanya. Cinta ini pula yang menyertai kita dalam pasang surutnya kehidupan. Cinta yang sama jugalah yang mampu membuat kita tersenyum dan merasa kuat ketika cobaan hidup sedang melanda. Cinta jenis ini yang sanggup membuat puluhan, ratusan bahkan ribuan bait cinta Rabiah al-Adawiyah dan Rumi tercipta. Cinta Ilahi adalah cinta ketika malam-malam sepi berubah menjadi mihrab cinta antara manusia dengan Rabb-nya, dan siangnya menjadi singa yang memakmurkan bumi dan seisinya.

Cinta suci dan hakiki adalah cinta Ilahi. Cinta yang dicari oleh manusia berakal untuk menemukan arti cinta dan makna kehidupan itu sendiri. Meskipun terkadang tertatih dan terjungkal dalam perjalanan mencari cinta itu, tak semua manusia berhasil menemukan apa yang dicari. Ada yang terperosok ke dalam penyembahan patung sapi sebagaimana Bani Israil dahulu. Ada pula yang terjebak ke dalam penyembahan terhadap patung-patung nabi dan orang-orang yang dianggap suci. Bahkan tak jarang manusia-manusia ini tersesat ke dalam pemujaan terhadap pahlawan-pahlawan yang dirupakan dalam bentuk patung.

Modern-nya dunia ternyata tak mengurangi kebodohan manusia dalam upaya mencari cinta sejati milik-Nya. Harta, tahta dan wanita menjadi berhala-berhala baru di zaman materialisme saat ini. Hanya orang-orang yang terjaga dan tertunjuki oleh nur Allah saja yang bisa sampai menemukan apa yang dicari yaitu cinta sejati milik-Nya saja. Orang-orang ini adalah orang-orang yang mendapat petunuk dan mengikuti jalan lurus yang telah diwahyukan Allah pada nabi dan rasul-Nya. Mereka tak sekali-kali mau mengikuti jalan orang-orang yang dimurkai oleh Allah dan sesat.
... Cinta Allah harus dicari dan diupayakan secara maksimal oleh tiap individu yang benar-benar merindukan cinta sejati, yaitu cinta yang tak pernah mengenal kata akhir ...
Cinta Allah didapat bukan berasal dari warisan. Cinta Allah harus dicari dan diupayakan secara maksimal oleh tiap individu yang benar-benar merindukan cinta sejati, yaitu cinta yang tak pernah mengenal kata akhir bahkan akan selalu bertambah cinta-Nya pada kita. Sejauh mana balasan kita untuk menjawab cinta-Nya yang tak pernah bertepi ini?

Sungguh, betapa rapuh manusia bila saja ia menjalani kehidupan ini tanpa bertopang pada cinta-Nya sebagai sumber kekuatan. Negara-negara sekuler telah membuktikannya dengan angka bunuh diri dan stress yang meningkat tajam ketika mereka lalai terhadap keberadaan cinta-Nya. Dan betapa bodohnya manusia yang sudah dianugerahi keimanan dan segenap cinta-Nya ketika mereka mencari cinta selain cinta-Nya. Cinta musuh-musuh Allah jauh lebih mereka harapkan daripada cinta terhadap Allah dalam bentuk bukti taat pada aturan-aturan-Nya. Sungguh jahil manusia model seperti ini.

Islam telah datang untuk mengentaskan manusia dari kejahilan semacam ini dan membawa pelita benderang untuk hanya peduli pada cinta-Nya saja. Dan biarlah cinta ini yang akan membawa kita nanti pada kemuliaan dunia dengan terterapkannya syariat Allah di bawah naungan Daulah Khilafah, insya Allah. Karena itu, jangan pernah berhenti mencari cinta-Nya dalam bentuk ketaatan total pada hukum-hukum-Nya saja, bukan hukum jahiliyah buatan manusia. Wallahu ‘alam.
Ria Fariana, voa-islam.com
Continue Reading...

Kisah Penuh Hikmah dari Penjaga Kebun Delima

Dikisahkan, ada seorang mantan budak kurus yang dimerdekakan oleh tuannya. Namanya Mubarak. Setelah merdeka, dia bekerja pada seorang pemiliki kebun sebagai buruh. Suatu hari, sang tuan mengunjungi kebunnya bersama dengan beberapa sahabtnya. Dipanggillah Mubarak, "petikkan kami beberapa buah delima yang manis!," pintanya.
Bergegaslah Mubarak melaksanakan perintah sang tuan. Dia memetik beberapa buah delima dan diserahkannya kepada sang majikan dan beberapa sahabatnya tadi.
Namun, ketika majikannya mencicipi delima yang dipetik Mubarak, tak satupun ada yang manis. Semuanya masam. Sang majikan marah dan menanyai mubarak, "apa kamu tak bisa membedakan delima yang manis dan yang masam?"
"Selama ini Anda tak pernah mengizinkan saya makan barang sebuahpun, bagaimana saya bisa membedakan yang delima yang manis dan yang masam?," jawab Mubarak.
Sang tuan merasa kaget dan tak percaya, bertahun-tahun bekerja di kebun itu, tapi Mubarak tak pernah makan satu buahpun. Maka ia menanyakan hal itu kepada tetangga-tetangganya. Mereka semua menjawab, Mubarak tak pernah makan delima barang sebuahpun.
Singkat cerita, selang beberapa hari, sang tuan datang menemui Mubarak untuk dimintai pendapatnya. "Aku hanya punya seorang anak perempuan, dengan siapa aku harus menikahkannya?"
Orang Yahudi menikahkan karena kekayaan . . .  Orang Nashrani menikahkan karena ketampanan . . .



Mubarak menjawab dengan tenang, "tuan, orang Yahudi menikahkan karena kekayaan, orang Nashrani menikahkan karena ketampanan, orang  Jahiliyah menikahkan karena nasab kebangsawanan, sedangkan orang Islam menikahkan karena ketakwaan. Tuan termasuk golongan mana silahkan tuan menikahkan putri tuan dengan cara mereka!"
Orang  Jahiliyah menikahkan karena nasab kebangsawanan . . . Sedangkan orang Islam menikahkan karena ketakwaan.

Pemilik kebun itu berkata, "demi Allah, aku hanya akan menikahkan putriku atas dasar ketakwaan. Dan aku tidak mendapati laki-laki yang lebih bertakwa kepada Allah melebihi dirimu. Maka aku akan menikahkan putriku denganmu."
Subahanallah, Mubarak menjaga dirinya dari makan buah delima di kebun yang dia bekerja di sana karena belum pernah diizinkan oleh pemiliknya, namun akhirnya Allah anugerahkan kebun itu beserta pemiliknya kepadanya. Balasan memang sesuai dengan amal. Barangsiapa meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik.
Subahanallah, Mubarak menjaga dirinya dari makan buah delima di kebun yang dia bekerja di sana karena belum pernah diizinkan oleh pemiliknya, namun akhirnya Allah anugerahkan kebun itu beserta pemiliknya kepadanya.
Seorang Arab Badui menceritakan, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah memegang tanganku kamudian mengajariku sebagian yang telah Allah ajarkan padanya. Beliau bersabda,
إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئًا اتِّقَاءَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا أَعْطَاكَ اللَّهُ خَيْرًا مِنْهُ
"Sesunguhnya, tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena rasa takut kepada Allah 'Azza wa Jalla melainkan Allah akan memberikan kepadamu yang lebih baik darinya. " (HR. Ahmad)
Maka dari rumah tangga yang dibina Mubarak atas dasar ketakwaan tadi, lahirlah seorang syaikhul Islam, ulama besar, muhaddits ternama, mujahid yang pemberani, seorang kaya yang dermawan; Abdullah Ibnul Mubarak rahimahullah. (PurWD/voa-islam)
Continue Reading...

Kejujuran Membawa Berkah


Di sebuah wilayah kerajaan nun jauh di sana. Hiduplah dua orang yang saling bersahabat sejak lama. Mereka adalah Abdullah dan Abdurrahman. Abdullah seorang petani yang telah terbiasa bekerja keras. Sedangkan Abdurrahman seorang pedagang yang rajin. Jika Abdullah  sedang dalam kesulitan, Abdurrahman selalu membantunya. Begitupula sebaliknya, jika Abdurrahman sedang mendapat masalah, Abdullah pasti akan membantu. Kedua sahabat itu sangat rukun.
Abdullah mempunyai seorang anak perempuan bernama Siti. Anak perempuannya itu senang membantu pekerjaan sang ayah. Selain itu ia juga rajin dan taat beribadah. Sedangkan Abdurrahman memiliki anak laki-laki bernama Naufal, yang juga rajin membantu ayahnya berdagang. Sebagai sahabat karib, keduanya seringkali berkunjung satu sama lain dengan mengajak anak-anak mereka.
 Image
Pada suatu hari Abdullah berkunjung ke rumah Abdurrahman. Ia berniat ingin memperluas lahan pertaniannya. Disampaikanlah niat itu kepada sahabatnya
“Abdurrahman sahabatku.. Aku baru saja selesai panen dan Alhamdulillah aku mendapat keuntungan yang sangat besar dari hasil panenku. Sekarang aku berniat untuk menambah lagi lahan pertanianku. Apakah kau punya pandangan lahan yang dijual di daerah sekitar sini?”
Abdurrahman diam sejenak. Ia berpikir.. “Hmm.. Abdullah adalah sahabatku, ini adalah kesempatan untuk membantunya”
“Abdullah.. Bagaimana jika lahanku saja.. Kebetulan aku ada sedikit lahan peninggalan orang tua. Lagipula lahan itu tidak ada yang mengelola karena aku sibuk berdagang. Kau bisa membelinya dengan harga yang pantas”.
“Ohya? Alhamdulillah. . Kau baik sekali, sahabatku. Namun tentunya aku ingin melihatnya lebih dulu, kalau cocok barulah kita bicarakan soal harga”.
Kemudian mereka bersama-sama menuju ke tempat lahan Abdurrahman yang akan dijual.
“Abdullah.. Inilah lahan yang aku maksud”
“Wah! Lahan ini bagus sekali untuk pertanian. Apakah kau akan menjualnya semua?”.
“Aku akan jual semua untukmu, Abdullah”
“Baiklah, kalau begitu aku akan bayar sesuai dengan harga yang kau minta”
Abdullah pulang dengan hati gembira karena telah mendapatkan lahan pertanian yang baru. Sesampai di rumah ia pun bercerita kepada Siti, anak perempuannya, bahwa ia baru saja membeli lahan yang bagus dari sahabatnya.
“Anakku.. Ayo kita pergi ke kota untuk mencari bibit tanaman dan beberapa alat pertanian. Sebagian alat-alat pertanian kita sudah waktunya diganti yang baru”.
“Baik ayah.. Aku bersiap-siap dulu”
Keesokan harinya mulailah Abdullah dan Siti menggarap lahan yang baru itu. Mereka bekerja keras tak kenal lelah. Abdullah terus mencangkul tanah dari ujung batas lahan sebelah barat sampai ujung batas sebelah timur. Sementara Siti membantu mencabuti rumput dan menyiapkan makanan untuk ayahnya.
Pada saat Abdullah asyik mengayunkan cangkulnya, tiba-tiba TING!! Terdengar suara nyaring dari ujung cangkulnya. Ia coba sekali lagi mengayunkan cangkulnya, dan.. TING!!, kembali cangkulnya menatap sebuah benda keras.
“Hai! Siti! Coba kemari.. Ayah menemukan sesuatu!”
Siti datang menghampiri ayahnya.
“Ayah! Ayo kita lihat. Benda apa yang ada di bawah sana”
Mereka bersama-sama menggali tanah. Dan.. Betapa kaget mereka demi melihat apa yang mereka temukan.
“Hahh?! Bokor emas!!” teriak mereka serentak.
Mereka menemukan sebuah bokor emas sebesar buah kelapa dengan cahaya berkilauan.
Image
Siti memungut benda itu dan membersihkannya dari tanah yang masih melekat.
“Waah… Indah sekali Ayah. Pasti harganya sangat mahal! Kita beruntung, Ayah!”
“Tidak! Tidak Anakku! Benda itu bukan milik kita. Kita tidak berhak memilikinya. Ayah hanya membeli lahan ini, bukan isinya. Ayah harus mengembalikan benda ini kepada pemiliknya, Abdurrahman sahabat Ayah”
Abdullah pun bergegas pergi ke rumah sahabatnya dengan membawa bokor emas yang baru saja ia temukan. Sesampai di rumah Abdurrahman. .
“Abdurrahman sahabatku, aku temukan benda ini di dalam lahan yang aku beli darimu. Aku tidak berhak memilikinya. Karena aku membayarmu hanya untuk sebidang lahan dan bukan isinya”
“Maaf Abdullah, aku tidak bisa menerima ini. Karena aku menjual lahan itu, tentu saja beserta isinya, jadi itu jelas bukan milikku. Tetapi milikmu”.
“Aku juga tidak bisa menerima ini, Abdurrahman. Aku takut kepada Allah jika mengambil sesuatu yang bukan hakku..”
“Aku pun demikian, Abdullah. Celakalah diriku jika memiliki sesuatu yang bukan hakku”
Mereka bingung harus bagaimana. Sesaat mereka terdiam, lalu salah satu diantara mereka mengusulkan,
“Bagaimana kalau persoalan ini kita laporkan kepada pak Kyai? Agar beliau yang memutuskan semuanya. Dan… Apapun keputusan beliau kita harus menerimanya”
Keduanya sepakat dan sama-sama berangkat menuju rumah pak Kyai.
Sesampai di rumah pak Kyai kedua sahabat itu menyampaikan permasalahan mereka. Pak Kyai berpikir sejenak, lalu mengajukan pertanyaan kepada mereka.
“Abdurrahman. .. Apakah kau mempunyai seorang anak?”
“Iya pak Kyai. Saya punya seorang anak laki-laki”.
“Hmm… Baik. Apakah anakmu itu sudah cukup dewasa untuk menikah?
“Sudah pak Kyai. Anak saya berumur 26 tahun”.
“Bagus”
“Tuan Abdullah.. Apakah kau mempunyai seorang anak?”
“Iya pak Kyai. Siti adalah anak perempuan saya satu-satunya”
“Berapa usia anakmu?”
“Emm.. Bulan depan, 21 tahun pak Kyai”
“Baiklah… Abdurrahman dan Abdullah.. Tanyakan kepada anak kalian masing-masing, apakah mereka mau dijodohkan. Jika mereka mau, juallah bokor emas itu. Lalu uang hasil penjualannya kalian gunakan untuk membiayai pesta pernikahan anak-anak kalian. Bagaimana?”.
Abdurrahman dan Abdullah saling pandang dengan wajah berseri-seri. Lalu keduanya menganggukkan kepala. Keputusan pak Kyai telah membuat mereka bernafas lega.
“Alhamdulillah. . ini adalah keputusan yang sangat adil”
“Iya.. Kita telah mendapatkan jalan keluar atas permasalahan kita”
“Abdurrahman sahabatku.. Kita benar-benar akan menjadi saudara..!”
“Abdullah.. Kau akan menjadi mertua anakku! Hahaha…!
Kedua sahabat karib itu pulang dari rumah pak Kyai dengan perasaan suka cita. Namun tiba-tiba keduanya terdiam. Ada sesuatu yang mereka lupakan…
“Abdurrahman. . Kenapa kita terlalu bergembira.. ? Kau kan belum bertanya kepada anakmu, apakah dia mau menikah dengan anakku?”
“Benar Abdullah.. Jangan-jangan anakmu juga tidak mau menikah dengan anakku!”
Mereka kembali terdiam. Pikiran mereka berkecamuk. Mereka kuatir anak-anak mereka menolak dijodohkan. Kalau sampai itu terjadi berarti persoalan bokor emas itu akan muncul kembali. Akhirnya mereka sepakat untuk mengumpulkan anak-anak mereka dan menyampaikan maksud mereka sesuai dengan petunjuk dan nasehat pak Kyai.
Keesokan harinya Abdurrahman mengajak Naufal anaknya berkunjung ke rumah Abdullah. Sementara Abdullah dan Siti sudah menunggu kedatangan mereka. Dengan sangat hati-hati mereka menyampaikan maksud dan tujuan pertemuan mereka hari itu. Lalu diakhir kalimat mereka, mereka bertanya kepada anak-anaknya. .
“Bagaimana anakku? Apakah kalian mau dijodohkan?”
Sejenak Naufal dan Siti saling memandang. Sementara ayah mereka menunggu jawaban dengan hati berdebar. Akhirnya dengan serempak Naufal dan Siti memberikan jawaban yang mengejutkan.
“Kami memang sudah lama saling mencintai. Tetapi kami takut untuk berterus terang kepada Ayah!”
Mengejutkan sekaligus melegakan hati Abdullah dan Abdurrahman. Mereka tidak menyadari bahwa kebiasaan mengajak anak-anak mereka saling berkunjung, rupanya telah menumbuhkan benih cinta diantara anak-anak mereka.
Pesta pernikahan Naufal dan Siti pun dilaksanakan dengan sangat meriah dengan biaya dari hasil penjualan bokor emas. Sebenarnya, bukanlah nilai bokor emas itu yang membuat mereka bahagia, akan tetapi kejujuran dan ketulusan merekalah yang menjadikan bokor emas itu membawa berkah untuk mereka dan kedua anaknya.
Continue Reading...

Mengejar si cantik


Suatu yang fitrah jika seseorang menempatkan keindahan fisik dan materi pada urutan penting dalam memilih jodoh. Berbagai macam alasan mereka jika ditanya, dan hal itu juga disebutkan oleh sunnah nabi “lihatlah rupanya dan lihatlah hartanya” boleh dan justru dianjurkan sekali oleh beliau.
Tabiat manusia selalu menginginkan sesuatu yang indah, karena keindahan membuat selalu senang, dan tidak mudah jemu, singkat kata calon istri yang cantik misalnya, maka siapapun perianya akan sangat senang dan bangga jika bisa memilikinya, akan tetapi bagai mana seandainya jika keindahan itu hanya elok pada sisi luar saja dan didalam ternyata banyak titik hitam? tentu pandangan dan rasa akan keindahan itu sangat mudah sirna.
Kembali melihat ulang tentang memilih jodoh dalam keriteria wanita menurut perkataan nabi: carilah wanita itu karena rupanya (cantik), kemudian carilah karena hartanya (kaya), lalu lihat juga karena nasabnya (keturunannya), dan yang terakhir karena agamanya (shalihah).
Di perkataan nabi itu bisa dipahami kenapa dianjurkan mencari istri yang cantik. sebab istri yang cantik akan membuat kita selalu rindu, dan membuat kita ingin selalu bersamanya, memanjanya dan terjauh dari pikiran untuk melirik wanita lain karena merasa bahwa dirumah ada yang terbaik. Namun harus diperhatikan bagi pemuda yang ingin mencari jodoh, cantik menurut nabi diatas bukanlah semata-mata harus memprioritaskan penampilan fisik yang menggoda akan tetapi cantik didalam berakhlak, berbudi pekerti dan berilmu, sebab jika seorang pemuda mimilih pasangannya hanya karena cantik fisiknya bisa jadi kecantikannya malah akan membuat resah bahkan mencelakakan.
Didalam hadist dari ibnu umar diperingatkan oleh nabi ”janganlah kamu kawini seorang perempuan karena kecantikannya sebab kecantikan boleh jadi akan mencelakakan, jangan juga kamu kawini perempuan karena hartanya sebab kekayaan akan mendatangkan kesombongan, tapi kawinilah karena agamanya dan akhlaknya karena itulah yang akan membawa kepada kebahagiaan”
Dikala usia puber remaja sering sekali kehilangan pertimbangan bahwa rupa yang cantik/tampan banyak yang menipu sebab penampilan tidak selamanya mencerminkan keaslian.
Seorang ibu dulu pernah menasehatkan kepada anak pemudanya “kalau cari wanita itu yang tinggi akhlaknya dan berilmu jangan lihat pada tampangnya saja karena itu tidak menjamin bahagia apalagi masuk surga” sianak muda hanya menganggap itu angin lalu, memang ia dengar tapi masuk kiri keluar kanan, dia tidak tahu bahwa orang tua bicara berdasarkan ilmu dan banyaknya kejadian yang telah ia ketahui melalui pengalaman disekitarnya. Dilihatnya bahwa ada menantu yang tega menempatkan mertuanya digubuk reot tak ubahnya seperti kandang kambing dan tidak diurus makanya sementara mereka enak didalam rumah yang bagus, dan ada pula yang lebih parah hingga berani memukul mertuanya. Karena melihat pengalaman seperti itulah hingga orang tua itu tidak ingin sampai terjadi pada anaknya, buah hati manisnya yang susah payah ia mengeluarkan dari rahimnya, yang kelak sangat diharapkan sebagai tulang punggung dan pelindung disaat tuanya. (anak lelaki ibunyalah yang lebih berhak atas dirinya baik telah menikah maupun sebelum menikah, dan anak perempuan ketika telah menikah suaminyalah yang lebih berhak atas dirinya)
Sekarang pemuda itu telah menikah dengan wanita cantik menurutnya tapi jelek penyelanggaraan rumah tangganya karena tidak bisa apa- apa, masak tidak bisa, ilmu agama juga kurang, mana lagi akhlak yang seperti tidak pernah dididikkan sehingga dalam waktu tidak sampai satu tahun merekapun telah cerai.. Sekedar kata penutup dari saya dan sebagai teman yang juga masih berstatus remaja tidak berlebihan jika saya mengingatkan kepada semua saudara pembaca, bahwa silahkan cari rupa yang cantik tampan tapi kalau itu dijadikan motif utama tanpa dasar-dasar agama dikhawatir nanti rumah tangga malah akan berhadapan dengan banyak permasalahan, jadi mari kejar yang bagus dan cantik agar kita betah tinggal dirumah, supaya kita merasa ada tempat berbagi rasa dan ada tempat kita bernaung….tapi hendaknya kecantikan ketampanan itu diiringi dengan kecantikan budi pekerti dan akhlak yang mulia.wallahu a’lam...
Sumber : Dudung.net

Continue Reading...

Kata-Kata Indah


Kita lahir dengan dua mata di depan wajah kita, kerana kita tidak boleh selalu melihat ke belakang. Tapi pandanglah semua itu ke depan, pandanglah masa depan kita.

Kita dilahirkan dengan 2 buah telinga di kanan dan di kiri, supaya kita dapat mendengarkan semuanya dari dua buah sisi. Untuk berupaya mengumpulkan pujian dan kritikan dan memilih mana yang benar dan mana yang salah
.
Kita lahir dengan otak di dalam tengkorak kepala kita. Sehingga tidak peduli semiskin mana pun kita, kita tetap kaya. Kerana tidak akan ada seorang pun yang dapat mencuri otak kita, fikiran kita dan idea kita. Dan apa yang anda fikirkan dalam otak anda jauh lebih berharga daripada emas dan perhiasan.

Kita lahir dengan 2 mata dan 2 telinga, tapi kita hanya diberi 1 buah mulut. Kerana mulut adalah senjata yang sangat tajam, mulut bisa menyakiti, bisa membunuh, bisa menggoda, dan banyak hal lainnya yang tidak menyenangkan. Sehingga ingatlah bicara sesedikit mungkin tapi lihat dan dengarlah sebanyak-banyaknya.

Kita lahir hanya dengan 1 hati jauh di dalam diri kita. Mengingatkan kita pada penghargaan dan pemberian cinta diharapkan berasal dari hati kita yang paling dalam. Belajar untuk mencintai dan menikmati betapa kita dicintai tapi jangan pernah mengharapkan orang lain untuk mencintai kita seperti kita mencintai dia.

Berilah cinta tanpa meminta balasan dan kita akan menemui cinta yang jauh lebih indah.
Continue Reading...